Segala pekerjaan memiliki beragam hal yang harus diperhatikan. Termasuk juga berprofesi sebagai driver ojek online. Saya yakin kamu paham mengenai kelebihan beserta kekurangan sebagai ojol.
Dengan masing-masing layanannya, entah itu layanan pengantaran penumpang, pengiriman barang, belanjaan atau makanan, sepengalaman saya ternyata ada sejumlah hal yang wajib untuk diperhatikan. Bahkan, menurut saya tidak boleh terabaikan kalau kamu nggak mau rugi.
Maksud saya disini bukannya bermaksud terlalu perhitungan yaa, tapi lebih cenderung ke arah yang bisa menjaga kenyamanan atau mood kita ketika mencari dan menjalankan orderan selanjutnya. Apa saja itu? Simak beberapa hal di bawah ini.
5 Hal yang tidak boleh diabaikan driver ojek online saat menjalankan order :
1. Perhatikan dengan seksama tujuan penjemputan / pengantaran.
Ya, pada poin pertama ini saya yakin sudah berada di luar kepala kamu. Pastinya kamu akan melihat dimana lokasi penjemputan dan pengantarannya. Tapi…, banyaknya kesamaan nama jalan atau tempat bisa membuatmu melakukan kesalahan yang sepele tapi menyakitkan.
Misalnya, kamu mendapatkan orderan, dimana lokasi penjemputannya adalah di jalan waru. Seketika kamu melesat dengan cepat ke tujuan tersebut. Dan ternyata, sesampainya disana kamu justru merasa kaget, kesal, atau bisa jadi tertawa dalam hati, karena ternyata lokasi penjemputannya bukan jalan waru yang telah kamu datangi, melainkan jalan waru di lokasi yang berbeda tapi posisinya tidak jauh dari sana.
Pokoknya, yang pernah dapat pengalaman seperti ini pasti paham. Kesal, emosi, atau bahkan tertawa dalam hati. Meskipun kamu tahu bahwa kesalahan tersebut adalah kesalahan yang disebabkan oleh dirimu sendiri karena tidak teliti, atau tidak memastikan dimana lokasi penjemputan / pengantarannya secara pasti di layar aplikasi.
2. Cek kembali pembayaran customer dengan cash / non tunai saat melakukan Drop off.
Dapat order, sudah pasti kita akan berharap dan berhak untuk mendapatkan pembayaran. Tapi bagi kamu yang pernah kecolongan karena justru tidak menagih uang pada customer saat drop off, rasanya itu ‘Perih walaupun tidak berdarah’.
Ya, entah sudah berapa kali saya melakukan kesalahan ini. Saya hanya mengucapkan “Terima kasih.. ” Ketika sampai di lokasi tujuan pada customer, ternyata pembayarannya adalah tunai. Alhamdulillah-nya, saya sering mendapatkan customer yang jujur karena justru mereka yang mengingatkan saya bahwa metode pembayarannya adalah tunai.

Nahh, karena penggunaan pembayaran non tunai merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh customer, tapi tepat jangan sampai lupa untuk memastikan apakah tagih tunai atau non tunai sewaktu drop off orderan yaa.
3. Jangan sungkan untuk meminta pembayaran meskipun tagihannya tidak seberapa.
Selain faktor penggunaan voucher maupun promo, kombinasi metode pembayaran antara tunai dan non tunai menjadi satu penyebab adanya tagih tunai yang nilainya kadang bikin geleng-geleng kepala bagi kita untuk menagihnya pada customer.
Perlu di ingat, meskipun terkadang nilainya tidaklah seberapa, bagi saya itu adalah sebuah hak yang harus saya minta. Jujur, karena sepengalaman saya ada sebagian kecil customer yang kayanya mengabaikan nilainya, sampai-sampai dia cuma bilang “Terima kasih… “, pada ada tagih tunainya puluhan perak atau ratusan perak.

Yaahh, begitulah kura-kura. Kalau nominalnya perak mungki nggak saya tagih. Tapi kalau ratusan perak, disitulah kadang saya merasa yakin akan mendapatkan uang lebih / tip.
Dalam hal ini, kalau kamu gimana…??
4. Jangan takut cancel jika orderannya menurut kamu menimbulkan kerugian / bahaya.
Sesampainya di lokasi penjemputan, ternyata kamu harus bawa semen 3 karung, bawa kursi sofa, bawa kulkas, atau bawa akuarium. Pemain layanan barang alias GoSend pasti paham.
Sesampainya di lokasi ternyata kamu harus bonceng ibu-ibu dengan 2 orang anaknya, ternyata penumpangnya (maaf, bukannya bermaksud body shaming yaa) memiliki bobot tubuh over weight, atau ternyata penumpangnya bawa barang besar. Pemain layanan penumpang alias spesialis GoRide pasti paham.
Orderan bunyi dengan nilai nominal yang luar biasa, ternyata pesanan makanan / minumannya banyak, harus nunggu lama & bawanya juga akan repot nantinya. Orderannya kue puding dengan ukuran besar yang kalau goyang dikit aja hancur. Pemain layanan pesan antar makanan alias GoFood pasti ngerti.
Harus belanja bermacam-macam barang dan ternyata cuma ada 1 atau 2 barang yang kosong setelah konfirmasi ternyata customernya minta cancel. Beli barang berbobot jumbo atau berat, seperti air mineral dus atau galon. Waduh, kebayang nggak tuh?! Pemain layanan GoMart atau GoShop saya yakin pasti geleng-geleng.
Well, gambaran-gambaran di atas menurut saya pribadi lebih baik dilewatkan daripada saya harus selesaikan dengan resiko besar ataupun merasa nggak ikhlas saat menyelesaikan orderan tersebut. Selebihnya, silahkan nilai sendiri…
5. Jarak tempuh yang tidak akurat / sesuai dengan argo.
Jujur, saya paling malas kalau bawa orderan dengan jarak tempuh yang sangat nanggung. Ya, selain duitnya juga nanggung, selain itu menurut saya rasanya kurang efisien. Jarak 3,5 – 4,2 km biasanya adalah jarak yang menurut saya tanggung.
Bahkan seringkali saya menemukan dengan jarak tersebut adanya ketidak sesuaian jarak tempuh dengan tarif. Itu terjadi karena sistim navigasi atau mapping yang tidak akurat. Dimana maps menunjukkan jalan yang sebenarnya tidak bisa kita lewati. Alhasil, jarakpun akan terpangkas secara otomatis dan berbeda dengan kondisi sebenarnya.
Kamu pasti paham, ketidak sesuaian jarak tempuh dengan tarif kadang menjadi satu pertimbangan besar untuk mengambil keputusan, ambil atau tidak orderan tersebut.
Hal ini sifatnya opsional lho yaa. Karena kembali ke diri masing-masing..
Itu dia 5 hal yang tidak boleh terabaikan saat menerima dan menjalankan orderan kalau kamu tidak mau rugi secara materi ataupun perasaaan. Baik itu sifatnya membahayakan, dan juga menyedihkan. Sekian dari saya, monggo kalau ada tambahan pengalaman lainnya jangan ragu untuk tinggalkan komentar di bawah.