Masih suasana Idul Fitri, sebelumnya izinkan saya mengucapkan Mohon maaf lahir & bathin. Semoga kita bisa kembali fitri, serta tetap optimis dalam mencari rezeki di tengah isu-isu yang beredar di kalangan ojol.
Idul Fitri menjadi sebuah peak session atau puncaknya dimana orderan GoFood menjadi salah satu layanan yang cukup besar bagi Gojek dalam mendapatkan keuntungan. Tapi fakta yang terjadi adalah, seringkali customer merasa kesulitan, atau bahkan tidak dapat melakukan order karena tidak mendapatkan driver.
Sudah 4 kali Idul Fitri pengalaman dan penerawangan saya yang masih belum bisa move on dari ojol menunjukkan bahwa layanan GoFood selalu menjadi primadona. Mungkin dikarenakan sudah banyak orang yang bosan makan opor, bosan makan rendang, jengah ketemu ketupat, atau ingin merasakan makanan dengan menu yang berbeda dari biasanya. Tidak heran kalau resto-resto besar menjadi sesak dengan para driver yang berjuang mencari nafkah demi memenuhi permintaan pelanggan.
Di balik itu semua, hingga lebaran saat ini saya mendapatkan pertanyaan dari beberapa orang customer yang merasakan dampaknya. Yaitu merasakan kesulitan untuk melakukan order, terutama GoFood.
Berikut penyebab driver ogah ambil orderan GoFood sehingga customer sulit mendapatkan driver saat melakukan order GoFood ketika lebaran menurut kacamata saya sebagai seorang driver :
1. Antrian panjang di resto

Tingginya tingkat orderan menjadikan banyak resto-resto yang kebanjiran order, sehingga efeknya akan menyebabkan antri yang lumayan panjang. Terutama resto-resto besar yang namanya sudah melekat di hati. Seperti KFC, McD, PHD, Solaria, dan masih banyak resto kategori menengah lainnya yang kebanjiran orderan. Karena itu, driver GoFood merasa ogah untuk antri panjang karena waktu yang dikeluarkan tidak seimbang dengan pendapatan.
2. Banyak jalanan yang macet

Lebaran adalah sebuah momen yang selalu penuh dengan silaturahmi. Banyaknya orang yang bepergian ke rumah sanak saudara menyebabkan beberapa titik di jalanan menjadi macet panjang, bahkan mengalami stuck. Lokasi macet saat menuju resto ataupun rute yang dilewati saat melakukan pengantaran menjadi pertimbangan besar yang menyebabkan driver ogah untuk terjebak bermacet ria di jalan.
3. Tidak ada bonus
Menurut saya, mungkin sudah bukan waktunya lagi bagi Gojek untuk banyak wasting money alias bakar duit untuk menggaet customer baru ataupun mempertahankan kesetiaan para penggunanya. Begitupun dari sisi sebagai driver. Banyaknya jumlah driver yang tersedia dirasa masih cukup untuk memenuhi permintaan order dalam melayani permintaan para customernya.
Untuk apa bekerja keras dan maksimal apabila tidak ada insentif atau bonus? Analoginya kan seperti itu. Wajar jika bonus menjadi salah satu pemicu yang sangat signifikan dalam mendongkrak kinerja seseorang, termasuk di Gojek sendiri walaupun para drivernya hanya berstatus sebagai mitra dengan rasa karyawan. Jadi, kami sebagai driver hanya mengandalkan pendapatan bersih murni dari argo saja.
4. Berkurangnya jumlah driver yang aktif
Salah satu budaya kita adalah pulang kampung saat lebaran. Bertemu keluarga saat lebaran menjadi satu momen yang paling membahagiakan. So, banyaknya driver yang mudik menurut saya juga menjadi salah satu penyebab kenapa orderan GoFood banyak terbengkalai. Selain itu cukup banyak juga driver yang sebenarnya tidak mudik namun sengaja mengistirahatkan diri di rumah berkumpul bersama keluarga, belum lagi karena banyaknya driver yang justru pindah ke aplikasi sebelah. Faktor tersebut menyebabkan tingginya jumlah order tidak sebanding dengan ketersediaan driver yang benar-benar siap dalam mencari order.
Nah, itu dia beberapa alasan mengapa para customer banyak yang sulit mendapatkan driver saat Idul Fitri. Dengan beberapa poin di atas semoga para customer bisa mengerti. Sedangkan bagi driver sendiri, kamu bisa mengetahui bahwa disinilah letak peran penting yang menjadi kekuatan kita sebagai driver, bahwa sebenarnya Gojek bukanlah apa-apa tanpa ketersediaan driver yang benar-benar siap untuk melayani para penggunanya. Dan, Gojek-pun bukanlah apa-apa tanpa adanya customer / pengguna layanannya. Kemudian selain itu, customer-pun akan merasa bingung jika sulit untuk melakukan order, karena penggunaan transportasi berbasis daring saat ini bukanlah hanya sekedar lifestyle saja, melainkan saat ini sudah mengalami pergeseran kepada sebuah kebutuhan. Sebuah segitiga sama sisi yang cukup rumit bukan..?!
Baca juga : 6 Hal yang di benci driver ketika menjalankan order
1 comment