Exojol.com – Sesuai dengan profesi setiap Ojek Online, berkerumun dalam debu yang beterbangan, panas ataupun hujan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan juga ada cibiran dan makian. Lengkap sudah.
Sebelumnya, kurang lebih sudah mendekati di bulan ke-3 akun saya diterpa keganasan badai dari sistim aplikator. Tapi ya sudahlah, saya selalu mencoba untuk tetap positif thinking. Biarlah waktu yang terus berjalan akan melakukan seleksi alam, biarkan rasa kedewasaan dan kekuatan saya mampu melembutkan setiap prahara yang ada dihadapan. Terutama faktor ekonomi.
Terus terang, saya hampir lupa entah sudah berapa lama Musuh Tak Terlihat menggerogoti tenaga dan pikiran saya. Kalau seandainya Corona itu bersifat kasat mata, entah apa yang akan saya lakukan. Yang jelas, “Kalau nggak gue yang mati, lu yang mati!”. Saya percaya sebagian besar dari kamu juga memiliki pemikiran yang sama seperti saya, atau minimal tidak jauh berbeda dari apa yang ada di benak saya.
Bagaimana tidak, keganasannya mampu menghancurkan segala aspek perekonomian, bahkan sendi-sendi akal sehat ikutan mati. Mungkin saat ini kita semua menjerit, seraya memberikan seruan kepada si laknat Corona agar dia angkat kaki dari negeri tercinta ini.
Dampak Pandemi Virus Corona bagi para Ojek Online
Rasanya, saya tidak perlu bercerita panjang lebar mengenai dampak Virus Corona bagi para driver. Karena kamu bisa lihat dan rasakan sendiri bagaimana keadaan kita semua. Para Pejuang Keluarga beratribut hijau merasakan penurunan pendapatan yang sangat luar biasa. Baik itu Grab, ataupun Gojek.
Beragam informasi yang bisa kamu lihat sendiri di jalanan. Jangan heran jika akhir-akhir ini anda harus menjadi seorang pendengar, bagaikan seorang psikolog yang mencoba melakukan terapi mental karena teman yang berada di hadapan kamu penuh dengan keluhan. Mulai dari kata-kata anyep, sedih, belum makan, susu anak habis, nggak ada duit, cicilan motor belum bayar, kontrakan belum bayar, motor di tarik pihak leasing, dan banyaaak fakta miris lainnya yang mereka utarakan. Tenang, kamu tidak sendiri. Karena saya juga begitu.
Kesimpulannya, selalu ada yang lebih dari kita. Ketika kamu menganggap diri kamu yang paling sedih, nyatanya ada di luar sana yang kehidupannya lebih sedih dari kamu. Ketika kamu merasa sudah memiliki uang yang cukup, nyatanya banyak kebutuhan lainnya yang harus segera diselesaikan. Percayalah, kamu tidak sendiri. Karena saya juga berada diantara keduanya, baik itu suka mengeluh, terkadang jadi pendengar.
Apakah sudah waktunya untuk Move On dari dunia Ojek Online?
Nah, ini dia yang menarik bagi saya. Udah tau narik anyep, tapi masih aja tetap narik?! Tapi di lain sisi, kalau saya tidak narik, bagaimana nasib keluarga saya di rumah?? Karena sebagai kepala keluarga dan hanya berprofesi sebagai full time driver ojol yang harus memberi nafkah kepada keluarga di rumah. Jadi, kalau saya #DiRumahAja, ya dapat uang dari mana? Saya coba nunggu order dari rumah nggak bunyi-bunyi, pindah ke spot rame nggak ada pergerakan, sampai saya tongkrongin tempat yang spot ramai layanan pesan antar makanan juga masih zonk.
Kamu pasti merasakan sendiri mengenai sistim pembagian order saat ini, baik Grab ataupun Gojek. Yang gacor ya gacor, yang anyep ya mau diapain juga tetap anyep. Sistim yang dibangun benar-benar logika paling bobrok dalam keadaan saat ini. Jadi jangan heran banyak sekali diantara kita yang menjerit, karena merasa bingung harus bagaimana dan apa lagi yang dilakukan.
Apakah ini saatnya untuk move on dari dunia per-ojolan? Menurut saya pribadi tergantung kamu sendiri. Jika tidak ada lagi yang rasanya bisa dilakukan, mau tidak mau kamu harus tetap bertahan hingga kondisi kembali normal pada waktu yang belum bisa dipastikan entah sampai kapan. Tetapi jika kamu merasa memiliki peluang lain dan merasa yakin, inilah saatnya.
Terus, apa yang harus dilakukan? Rasanya saya sulit untuk memulai!
Banyak kabar baik yang saya dapatkan di lapangan, ataupun di Media Sosial. Alhamdulillah, saya merasa senang sekali banyak yang mulai move on. Stop narik, kemudian memulai bisnis kecil-kecilan. Atau ada juga yang masih tetap narik, tetapi sambil menawarkan jualannya, baik itu bersifat barang atau jasa. Serius, saya bangga banget sama mereka. Di balik masa sulit, menurut saya orang-orang tersebut adalah pemberani. Berani keluar untuk mendobrak stigma yang ada dalam pikiran kita saat ini. Anyep..!
Mulai dari jualan masker, jualan pakaian, jualan makanan, jualan minuman, jualan frozen food, aktif mencari penumpang atau paket untuk dijadikan reguler, menawarkan jasa perbaikan kendaraan, service AC, pembuatan stiker, service handphone, jual beli motor, dsb. Sekali lagi serius, saya sangat salut, bahkan kagum sama mereka. Meskipun saya belum tahu pasti bagaimanakah nanti hasilnya, tetapi saya mengambil sisi positif dari rasa semangat dan optimis yang ada dalam diri mereka. Setidaknya, saya bisa merasakan tekad dan kekuatan mereka agar bisa keluar dari anyep masal dalam kondisi pandemi Covid19 saat ini.
Baca juga : 6 Pilihan Bisnis yang bisa dilakukan Ojek Online
Sedangkan untuk modal, saya belum mengetahui pasti bagaimana cara mereka mendapatkannya. Tapi analisa saya mungkin bagi mereka yang memiliki keterbatasan modal materi, mereka sebenarnya hanya membantu menjual barang orang lain. Mencari supplier, melakukan sedikit mark up harga, lalu menjualnya. Sedangkan untuk produk berbentuk jasa, ada yang sistim melemparnya pada orang lain lalu mereka mengambil keuntungan dari selisih harga yang didapatkan, tidak berbeda jauh dengan sistim menjual produk barang. Amazing kan, di balik kesulitan ternyata ada ilmu yang membuat saya geleng-geleng kepala melihatnya. Tanpa disadari otak akan memberikan perintah kepada tubuh melakukan refleksi untuk belajar melakukan di luar aktivitas yang biasanya dilakukan sehari-hari. Tidak lebih, semua hal tersebut ujung-ujungnya yang penting bisa mendapatkan nafkah yang halal. Biar sedikit asal halal. Biar sedikit yang penting ada pemasukan.
Narik anyep mulu, sudah coba berbagai cara, bagaimana cara mengatasinya biar dapur bisa ngebul?
Kalau kamu membaca dan memahami tulisan saya dari awal sampai kalimat ini, solusinya ada pada diri kamu. Lanjut narik, mencoba cara lain sampai menemukan spot yang tepat, yang ramai orderan, dan bisa mendapatkan penghasilan sesuai dengan yang di harapkan. ATAU.., move on perlahan sambil melakukan apa yang rasanya bisa dilakukan. Melakukan apa yang rasanya dapat menghasilkan.
Nggak sadar, ternyata sudah kepanjangan saya nulisnya. Mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan, jangan di bully, bukan bermaksud menggurui, tapi hanya sekedar berbagi pengalaman di lapangan. Hanya sekedar bermaksud memberikan semangat sesama driver ojol yang harus menjadi Pejuang Keluarga. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, perlindungan, serta rejeki yang berkah untuk kita semua.