Review : Sistim Program Berkat Untuk Mitra Gojek

Posted on

Exojol.com – Insentif menjadi satu acuan bagi siapapun yang bekerja untuk memberikan motivasi, yang tujuannya adalah mencapai batas pendapatan secara maksimal.

Program Berkat Untuk Mitra Gojek menjadi satu perubahan manajemen terhadap sistim pembagian bonus, yang juga berdampak pada pendapatan bagi driver Gojek. Jika kamu termasuk seorang mitra Gojek, pastinya akan mengalami hal yang sangat memberikan dampak terhadap pola kamu bekerja setiap harinya. Mulai dari mobilitas, jam ngebid, hingga ketika menjalankan setiap order yang di ambil.

Sejak awal bulan Ramadhan, dimana dimulainya sistim Program Berkat ini menjadi satu hal yang cukup unik. Sejak tulisan ini dibuat, kurang lebih saya sudah menjalani 10 hari dengan sistim skema Program Berkat. Yang unik menurut saya adalah, dari 10 hari tersebut, ternyata sangat susah sekali untuk mendapatkan insentif, oh bukan, karena bagi saya tidak cocok dengan kata insentif. Lebih tepat menggunakan bahasa jaminan argo / pendapatan. Sampai saat ini, saya hanya diberikan kesempatan untuk mencicipi jaminan argo 1 kali dalam 10 hari yang sudah dijalani sejak skema Program Berkat ini diberlakukan.

Apa itu Program Berkat untuk mitra Gojek?

Bagi kamu yang belum tahu, saya bisa katakan mungkin kamu adalah seorang part time driver di Gojek. Tetapi jika kamu termasuk ke dalam kategori full time driver, yang benar-benar menggantungkan pendapatan harian kamu untuk menghidupi keluarga, saya yakin kamu sudah tahu dan paham mengenai Program Berkat ini.

Jaminan pendapatan dengan tingkat penyelesaian yang lumayan rumit di masa pandemi, semacam pisau bermata dua. Bagi seorang driver yang benar-benar mencari uang untuk kehidupan sehari-hari dengan cara ngebolang, pastinya kamu mengabaikan program ini. Begitupun sebaliknya, jika anda termasuk yang ngebid dengan tipe tek-tok kandang, ini menjadi sedikit angin segar untuk berharap bisa mendapatkan 4 trip dengan argo pendek dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam dengan harapan mendapatkan selisih jaminan pendapatan dari Gojek.

Bagaimana dampak dari Program Berkat yang telah diluncurkan oleh Gojek?

Berat, sulit, dan tergantung rejeki. Mungkin kalimat tersebut menjadi satu gambaran yang bisa saya katakan. Apalagi karakter akun saya termasuk akun budeg bin goblog yang suka nyaru menjadi akun kodok sewaktu hujan gede. Program Berkat seakan membuat saya menjadi kurang termotivasi, kurang tertantang, dan membuat saya kurang bergairah dalam menjalankan order.

Meskipun hati saya berkata seperti itu, faktanya ternyata tidak begitu. Seperti sebuah lagu lawas yang cukup tenar di era 80’an, “Lain di hati lain di bibir..”. Faktor pandemi global yang menghancurkan dunia persilatan mengharuskan saya tetap onbid dari rumah, berharap mendengar bunyi “Tet.. tet.. tet..” setiap saat. Maklum, selalu full autobid! Mau ditinggal tidur, ditinggal sholat, ditinggal mandi, sampai saya ajak jalan-jalan keluar ketika ada keperluan ke luar sebentar, aplikasi selalu on & autobid! Apakah dapat order?!? Kagak!

Intinya menurut pandangan saya, dampaknya bagi mitra tidak terlalu besar. Karena setiap mitranya telah berada di ujung tanduk, tetap harus bertarung di barisan depan dengan ancaman paparan Covid19. Setiap driver yang full time tetap harus keluar rumah dan mencari order agar bisa mendapatkan penghasilan untuk keluarganya di rumah.

Apakah Program Berkat untuk Mitra Gojek justru berpihak kepada setiap Mitranya?

Bagi mitra yang selalu bisa, atau mungkin sering, mencapai syarat dan ketentuan untuk mendapatkan jaminan argo, pasti akan sangat membantu. Tetapi bagi saya pribadi tidak pengaruh dan tidak cukup membantu. Karena selain karakter akun saya yang budeg bin goblog, kemudian ditambah orderan yang langka, tidak akan merasakan perbedaan apa-apa dari program Berkat ini, apalagi dengan program skema dengan sistim yang sebelumnya. Justru, lebih greget ketika program skema berjenjang (sebelum diluncurkannya skema berkat) masih diberlakukan.

Yang gacor yang gacor, yang normal ya normal, yang akunnya budeg ya mungkin nasibnya tidak jauh berbeda seperti saya. Harus bertahan full onbid, sambil mencari peluang bisnis untuk ojek online. Intinya, perjuangan kita tidak boleh berakhir tragis seperti masa pandemi global yang penuh dengan ke-PSBB-an sehingga serba susah.

Sisi Positif dan Negatif Program Skema Berkat Gojek

Sama halnya dalam kehidupan, ada hitam dan putih. Begitupun dalam kebijakan yang telah dilakukan oleh Gojek saat ini. Berikut sisi Positif dan Negatif yang bisa saya petik hikmahnya.

Sisi Positif dari sistim Program Berkat Gojek

1. Lebih banyak di rumah

Yang saya rasakan sejak program berkat ini diberlakukan saya lebih sering ngebid dari rumah. Bukan karena sudah pasrah atau malas, tetapi saya sudah mencoba keluar ke tempat yang menurut saya ramai orderan ternyata hasilnya sama saja. Oleh karena itu, saya mendingan nunggu order dari rumah.

2. Meminimalkan dari paparan Covid19

Karena PSBB yang diberlakukan di sejumlah daerah, program berkat membuat saya justru merasa agak aman. Ngebid dari rumah, atau paling jauh di seputaran area tempat tinggal saya, sehingga secara tidak langsung akan meminimalkan diri saya dari paparan Covid19.

3. Lebih santai

Tidak segarang kemarin-kemarin yang rajin melipir mencari order. Sejak program berkat, saya cenderung lebih santai. Toh melipir hasilnya sama saja, nggak bunyi-bunyi. Peluang mendapatkan order tetap tidak terbuka lebar.

4. Jadi rajin ibadah

Ini yang paling saya rasakan manfaatnya. Bukan bermaksud riya, atau pamer. Tapi serius, sejak awal bekerja sebagai ojol, mungkin puasa tahun ini yang membuat saya selalu ingat padaNya. Bisa ontime sujud dan meminta padaNya. Subhanallah… Nikmat mana lagi yang harus saya dustakan.

5. Lebih dekat dengan keluarga

Sejak PSBB, terutama sejak program Berkat diberlakukan. Saya justru lebih dekat anak-anak saya. Bisa mengajarkan belajar, bercanda bersama, walaupun kondisi benar-benar apa adanya tapi rasanya sungguh luar biasa jika dijalani dengan ikhlas. Memang sedih, karena biasanya makan dan minum tidak seperti saat ini, tapi sebuah anugerah tersendiri bisa merasakan canda dan pelukan bersama mereka.

6. Nggak mikirin tupo

Mau ceki, mau gantung, mau dapet, mau nggak, bodo amat. Program berkat membuat saya harus melapangkan hati dan dada untuk ikhlas, merubah pola pikir serta membuang jauh-jauh dari hasrat mendapatkan bonus. Kalau dapat sikat, untung-untung dapet argo kakap. Nggak dapat ya berarti belum rejeki.

Sisi Negatif dari sistim Program Berkat Gojek

1. Kurang merasa bergairah cari order

Dengan sistim  kebijakan jaminan argo, poin menjadi acuan nomor sekian bagi saya. Walaupun pasti selalu berharap saya bisa mendapatkan jaminan argo tambahan dari selisih minimal pendapatan, bagi saya tetap nggak greget. Mungkin ini karena akun saya bapuk, dapet order saja sudah untung, apalagi dapet jaminan argo.

2. Susah dapat argo kakap

Ketika bonus bukanlah menjadi harapan utama, solusinya adalah mendapatkan argo kakap alias trek jauh. Rasanya susah banget saya mendapatkan argo kakap. Entah karena histori saya banyak trek di bawah 3km, atau entah orderannya yang langka. Yang jelas, sejak Program Berkat saya nggak pernah merasakan argo kakap. Padahal, saya selalu full autobid.

3. Pendapatan jauh menurun

Bagi saya, sama saja. Tetapi bagi akun yang prioritas, saya yakin mereka akan merasakan pendapatan yang jauh berbeda dari sistim yang sebelumnya. Ketika sistim skema berjenjang yang masih diberlakukan sistim bonus, mereka akan termotivasi untuk bisa tupo dan mendapatkan bonus. Kalau sekarang, boro-boro. Mau tidak mau yang akunnya gacor akan mengandalkan pendapatan dari argo, kalau beruntung customernya ngasih uang tip.

4. Menjadi hidup hemat dan serba berpikir dua kali

Sejak virus Corona menghancurkan dunia persilatan, di tambah sistim Program Berkat diluncurkan oleh Gojek, saya lebih sering ditelepon oleh nomor yang tidak di kenal. Hahah, you know lah dari siapa itu. Siapa lagi kalau mereka-mereka yang akan menanyakan saya dan melontarkan kalimat, “Pak, gimana ini, sudah lewat jatuh tempo..”, “Pak, kapan mau dibayarkan..?!”. Haduhh, ke depannya saya akan lebih berfikir dua kali untuk mengambil keputusan pembelian, karena sekarang keadaan sudah berubah, di Gojek hasilnya sudah pas-pasan. Semoga aja kalau sudah normal kondisinya nanti, kita kembali bisa membalikkan keadaan.

5. Sistim pembagian order masih tidak merata

Seperti yang kita ketahui, order yang akan kita terima adalah berdasarkan pada tingkat penyelesaian serta riwayat di waktu kemarin-kemarin. Hal tersebut masih diterapkan pada Program Berkat. Seharusnya, dengan adanya program berkat, setiap driver berpeluang lebih besar untuk mendapatkan order. Saya berpikir ketika program berkat diluncurkan akan terjadi pemerataan order, ternyata alogaritma dari sistim pembagian order justru tidak mengalami perubahan alias sama saja dengan sistim yang diberlakukan sebelumnya. Hhm.., tapi saya tetap berpikir positif, mungkin karena memang orderan yang tersedia sangat langka. Walaupun fakta yang terjadi di lapangan begitu, yang gacor ya gacor, yang gagu ya tetap saja gagu.

6. HP jadi sering diperiksa istri

Karena tidak mampu beli minuman atau makanan, terkadang istri saya jadi suka kepo lihat pendapatan saya hari ini. Sebenarnya ini bukan karena diluncurkannya sistim Berkat, tetapi karena saya tidak pernah menginformasikan kepada istri saya bahwa di Gojek sekarang sudah nggak ada bonus lagi. Tapi biarlah, biarlah saya yang menanggung penderitaan ini. Yang penting anak istri saya bisa makan seadanya dengan duit yang halal. Toh nanti lama-lama dia juga tahu.

Itu dia beberapa kelebihan dan kekurangan program Berkat yang telah diberlakukan oleh Gojek sejak awal puasa kemarin. Sifatnya tidak selalu mutlak sama, tetapi beberapa kekurangan dan kelebihan di atas hanyalah menurut saya pribadi saja.

Apakah program ini akan diberlakukan seterusnya meskipun Pandemi sudah hilang?

Inilah satu hal yang cukup membuat otak saya keseleo memikirkannya. Walaupun saya cuma driver kaleng-kaleng, yang nggak ngerti apa-apa mengenai sistim dan strategi manajemen dalam dunia transportasi, tapi menurut saya ini menjadi pertanda bahwa sistim Gojek mungkin tidak seindah dulu. Secara perlahan akan selalu terjadi perubahan, dan setiap perubahan pastinya jauh berbeda dengan masa-masa kemarin. Menurut saya, inilah waktunya untuk profit oriented bagi Gojek. Meskipun sudah sangat terasa sejak beberapa bulan belakangan, tetapi pandemi Covid19 ini pastinya mengharuskan Gojek melakukan strategi yang lebih berbeda dengan tetangga.

Melakukan kegiatan iklan, dengan kalkulasi harus memangkas biaya-biaya yang rasanya bisa dikurangi, tanpa melakukan promo yang jor-joran untuk menggaet loyalitas setiap pelanggannya untuk tetap terus menggunakan layanan Gojek.

Kesimpulannya, kalau menurut saya sistim seperti ini akan dilanjutkan meskipun (mungkin) nantinya ada sedikit perbedaan. Selamat tinggal sistim skema berjenjang yang tidak akan pernah saya lupakan dan akan menjadi kenangan terindah selama mencari nafkah di Gojek. Yang penting alhamdulillah, semuanya sudah dirasakan. Mulai dari ngerasain akun yang tiba-tiba jadi super gagu, ngerasain akun normal (mulai dengan tipe gado-gado sampai spesialis), sampai gimana rasanya cicipin akun yang tiap sebentar bunyi, tiap sebentar bunyi, sampai-sampai kena auto suspend karena di sangka menjalankan order yang tidak wajar, sudah ajukan banding tetap saja kena suspend. Padahal murni nggak pakai apa-apa, dan order tersebut benar-benar real order. Alhamdulillah semuanya sudah saya rasakan.

“Selamat tinggal poin 30, terima kasih karena masa indahmu sudah memberikan berkah untuk menghidupi keluarga saya. Semoga kau tenang di alam sana..”

Lalu, kesimpulan Program Berkat Untuk Mitra Gojek bagaimana?

Kesimpulannya menurut saya pribadi adalah, “Kalau suka jalanin, nggak suka ya tinggalin”.

Walaupun bagi saya tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, tetapi secara perlahan saya sadar bahwa tidak akan selamanya kita hidup dengan jalan seperti ini. Faktor fisik dan kesehatan, belum lagi ketidakpastian, menjadi tolak ukur untuk belajar mencari peluang mencari yang lebih baik demi kehidupan yang lebih baik.

Di tengah musim sulit ini, bukan hanya kita yang sedang berada dalam lingkaran kesulitan. Segala aspek dan tatanan berada dalam posisi yang sulit. Oleh karena itu, bagi anda yang senasib dengan saya, sedang merasakan mati rasa di tengah keterpurukan ekonomi karena pandemi Covid19 bisa tetap sabar dan tegar dengan kaki sendiri. Tidak usah berharap pada siapapun, jalani dan nikmati walaupun berasa ingin mati, toh kita yakin segalanya akan indah pada masanya.

Yakinlah bahwa Tuhan sedang mengatur rencana lain yang mungkin di luar kesadaran kita, serta tanpa sepengetahuan kita. Tetaplah berjalan walaupun tersengal, tetaplah melihat ke depan walaupun terlihat buram, tetaplah optimis dan meminta hanya kepadaNya.

Semoga semua ini cepat berlalu, orderan bisa ngocor kembali, dan sama-sama kita kembali merasakan pantat yang mati rasa karena wara-wiri antar orderan. Aamiin Yaa Allah..

Baca juga : Ini yang akan dilakukan Ojek Online saat pandemi Corona berlalu

Gravatar Image
Hey, I'm just online driver. Love & trying to writing everyday, SEO lovers, and Noob Blogger.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *